Suasana hati ini bersunyi sepi merintih
Menyucurkan air kesedihan dosaku
Yang sekarang tergenang
Membanjiri sesalnya hamba
Sampai menenggelamkan masaku
Bersama kesia-siaan fana’ belaka
Dengan isyarat wajah dan tubuh ini aku mengabdi
Aroma keringat usaha kerasku mengalirkan darah-darah hina
Engkau sang pemberi nikmat ....
Maafkan aku dalam sujud dan do’aku
Ya Allah .... Pemilik Kesempurnaan
Tak pantas hambamu ini merenggut cahaya ampunan-Mu
Karunia hidayah-Mu menakjubkan kedua bola mataku
Menyentuh lembut lubuk sanubariku terdalam
Sejenak hentikan sayu isak tangisku
Segelintir anugerah kesempatan yang kau beri dari sedesah nafas
Memaksaku terus menyeru kalimat tauhid dan istighfar
Lailahaillallah - Astaghfirullah ....
Tepat di atas padang rumput gersang
Mata sayu dengan sorotan ke langit
Diriku terbuai dalam angan di alur awan yang berarak
Aku masuk ke dalam dunia khayal
Terbayang mengitari indahnya
Berhembus aroma wewangian
Semerbaknya taman hiasan hatiku
Aku hirup udara sejuk itu
Angin bertiup tenangkan daku
Menghilangkan duka risau
Yang terasa ada meski tak tampak
Aku melantunkan irama-irama merdu
Dalam suasana yang begitu padu
Sehingga tak disangka ....
Seketika ku terjaga dan bangkit
Aku pun bernyanyi tersenyum sipu
Berjalan menempuh hidupku lagi
Diiringi irama nyanyian qalbu ....
Selaras .... serasi .... yang terkenang bagiku
Goyangan kursi lapuk terasa jua
Bersamanya aku mengunci penantianku
Terhadap janji-janji kita dahulu
Kamu ....
Kuharap sedang menuju ke sini
Kamu ....
Kumohon datanglah kepadaku
Setibanya keluar sesosok dari jalan rumit itu
Sadarku tersentak
Ku kejar ia dengan tergesa
Ku ingin engkau yang ada
Sebaliknya .... surat sepucuk tersampaikan
Isinya menambah terkikisnya hatiku
Meluapkan air mataku ....
Dan aku pun kembali terduduk, kehilangan semangat sejenak
Engkau telah pergi
Engkau tega meninggalkanku sendiri
Apa pun yang terjadi
Detik sunyi tanpa dirimu bersamaku
Hatiku, jiwaku, dan sekujur tubuhku
Tak tentram mengenang sayup-sayup silam
Kebenaran ini tak lagi tersembunyi
Segelintir peristiwa telah teralami ....
Bergerak .... berlalu menjadi bagian dari takdirku
Menyongsong esok bertepatan nisfu sya’ban
Hamba merasa bersalah, sungguh penuh akan hina
Hampir setahun sudah ....
Beberapa saudaraku mendahului diriku
Mereka lebih engkau cintai ya Robb ....
Berikan tempat terbaik untuk mereka
Tersentuh kembali ....
Qalbuku, batinku, dan seluruh panca inderaku
Mungkin karena usai sya’ban-Mu
Kelak menyapa mulianya ramadhan-Mu
Namun sesaat sebelum ramadhan
Perkenankan pintaku dalam do’aku
Khusyu’kan sujudku ketika sholatku
Naungilah kami ya Robb .... Lindungilah kami
Setelah semua harapku tadi
Masihkah boleh ku memohon?
Belas kasih cintamu, pasti!
Membuka pintu ampunan kepada sang petaubat renta ini ....
Pesan Menjelang Senja
Tiupan lembut angin
Membuatnya begitu nyaman
Sebagai isyarat masa berganti
Awan jingga diam sambil bergeming sesaat
Ia hendak bercerita ....
Menceritakan perintah untuknya!
Supaya kita berpikir ....
Mencari suatu makna ....
Yang belum disadari sepenuhnya!
Diamnya keadaan makhluk
Menandakan pesan yang tersirat
Sang matahari yang gagah
Turut bersembunyi ....
Patuh terhadap pamilik-Nya ....
Tanyakan dirimu!
Mengapa aku tidak seperti itu?
Begitu nyata kuasanya
Sangat jelas!
Dirasakan oleh mereka yang mau berusaha
Menemukan ridho-Nya ....
Sebelum senja usai ....
Mengutarakan syukurnya ....
Selaput kegelapan membutakan penglihatan
Membelalakkan mata pun takkan menembusnya
Semakin kehilangan arah
Oh .... diriku ....
Tak punya panduan maupun pegangan
Walau hanya untuk bersandar
Perlahan kulihat bayanganku
Gerangan apa di atas sana?
Bukankah langit juga gelap?
Dahsyat!
Banyak kelap-kelip bintang di sana
Dengannya aku bebas bergerak
Kusampaikan rinduku padamu
Sampaikanlah padanya ....
Aku yakin sekali
Dia kelak akan membalasnya
Kembali lagi padaku
Saat bintang bersinar
Menjadi karunia untuk kita
Melepas semua keluh dan kesah
Pandangan yang samar
Kuacuhkan ....
Karena teringat pada-Mu
Sambil melapangkan rongga paru-paruku
Kupejamkan mata dalam bayangan wajahmu
Lalu kubuka kembali
Dengan tak sadar
Batin dan raga ini berekspresi
Melompat girang ....
Bernyanyi sendu ....
Memuji-Mu ....
Bersama senyum di embun pagi
Bermandikan pancaran sinar mentari
Kulanjutkan melangkah
Terlihat teman-temanku di sana
Menunggu hadirku
Dan menyambut juga dengan senyuman
Ingatlah ....
Engkau harus selalu siap
Memberikan permata kebaikanmu
Demi mereka yang menyayangimu
Merasakan rayuan alam
Seperti membelai pikiranku
Di saat-saat sepi
Gunung itu dijaga awan yang mengelilinginya
Terasa olehku ....
Dia juga menikmati yang kurasakan
Melihat langit bagaikan payung bumi
Tiba-tiba .... muncul separuh lingkaran
Yang membusur dengan rona beragam warna
Tertegun .... melambatkan gerak sendi-sendi kakiku
Mencoba berhenti mengambil kaidah
Akan dahsyatnya dirimu
Menjadikan pelangi ini penuh makna
Warna merahmu .... menjadikan semangat di setiap nafasku
Warna jinggamu .... merobek semua sedih yang mengikatku
Warna hijaumu .... menandakan besarnya harapan kebahagiaan
Warna kuningmu .... berkilau terang meruntuhkan kegelapan
Warna ungumu .... berkaitan menyatukan makna perbedaan
Warna birumu .... nyata melindungi keindahan kasih sayang
Kaidah suci ini
Dekat berada di dalam benakku
Yang tahu tentang ketidakberdayaan diriku ....
Created by : Bayu Nugroho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar